Skip to content Skip to footer

KEUNIKAN KIMIA KOORDINASI (KIMIA KOMPLEKS)

Oleh :
Prof. Drs. Sentot Budi Rahardjo, Ph.D.
pada tanggal 20 Agustus 2009

Yang saya hormati,

Bapak Rektor/Ketua Senat, Sekretaris Senat dan para anggota Senat Universitas Sebelas Maret,

Para Pejabat Sipil dan Militer

Para Dekan dan Pembantu Dekan di lingkungan Universitas Sebelas Maret,

Para Ketua dan Sekretaris Lembaga, Kepala Biro dan para Kepala UPT, serta seluruh pejabat di lingkungan Universitas Sebelas Maret,

Para Ketua Jurusan, Sekretaris Jurusan, Ketua Laboratorium, dan Staf Pengajar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret

Segenap Tamu Undangan, rekan Sejawat dan Staf Administrai, Mahaiswa dan hadirin yang saya hormati.

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua sehingga pagi hari ini kita dapat berkumpul bersama di ruangan ini.  Atas perkenanNya pula saya dapat berdiri di mimbar yang terhormat ini untuk menyampaikan pidato pengukuhan saya sebagai Guru Besar dalam bidang Kimia Koordinasi atau Kimia Kompleks di Jurusan Kimia FMIPA UNS.

Pendahuluan

Hadirin yang saya hormati

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak dijumpai peristiwa yang menakjubkan, misalnya:

–          Bagaimana haemoglobin mengikat oksigen untuk selanjutnya dibawa oleh aliran darah?

–          Bagaimana ikatan peptida dalam asam amino atau protein tertentu terpotong-potong?

Bagaimana penjelasan peristiwa tersebut ditinjau dari ilmu Kimia Koordinasi? Kimia Koordinasi mempelajari hubungan antara ion pusat (ion logam) dan pasangannya (ligan) dalam ion kompleks.

Kimia koordinasi dapat diterangkan dengan beberapa teori, antara lain teori ikatan valensi, teori medan kristal dan teori orbital molekul. Masing-masing teori mempunyai keunggulan dan kelemahan, demikian keterbatasan manusia dalam menerangkan ciptaan Allah SWT.  Ilmu manusia sangatlah kecil dibandingkan dengan ilmu Allah seperti tertulis dalam Al Qur’an surat Ath Thalaq ayat 12

“Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi                      segala sesuatu”

Maka janganlah kita takabur atau menyombongkan diri karena takabur atau sombong adalah sifat iblis sebagaimana diceriterakan dalam Al Qur’an surat Al Baqoroh ayat 34:

Dan ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah  kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.

Sebelum membicarakan kimia koordinasi, marilah kita lihat susunan atom dalam kristal. Kristal adalah zat padat yang susunannya teratur, suatu kristal murni tanpa cacat dikatakan derajat ketidakteraturannya (entropinya) = 0. Perhatikan beberapa contoh kristal berikut, perhatikan keteraturan atom-atom dalam kristal

Liu Zhi-Qiang et al.(2008)

Madalan Augustin M. et al. (2007)

Thakuria Harjyoti and Gopal Das (2007)

Cunha Silva (2009)

Chen Zhi (2007)

Bagaimana atom-atom tersusun secara teratur membentuk suatu kristal?  Siapa yang mengaturnya ?  Atom-atom tidak tidak dapat berfikir saja bisa teratur, mengapa kita makhluk yang sempurna tidak  bisa teratur ? Allah SWT menyukai barisan orang yang teratur sebagaimana tertulis dalam Al Qur’an surat 61 As Shaff ayat 4

“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”

Hadirin yang saya hormati, marilah kita tinjau teori ikatan valensi.

Teori ikatan valensi mengganggap bahwa ikatan antara ion pusat (ion logam) dan ligan adalah ikatan kovalen (terjadi pertumpang tindihan orbital)

Ion pusat              ligan                    ion kompleks

Ion pusat memiliki orbital kosong sedang ligan memiliki pasangan elektron bebas, ion pusat dan ligan merupakan pasangan yang khas dalam kimia koordinasi sebagaimana pasangan kation (ion bermuatan positif) dengan anion (ion bermuatan ngatif), pasangan suami dan istri, putik dengan benang sari serta jantan dengan betina.

Pasangan-pasangan demikian telah tertera dalam Al Qur’an surat ke 51 Adzdzariyaat ayat 49 :

“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah”

Bagaimana haemoglobin mengikat oksigen untuk selanjutnya dibawa oleh aliran darah ?

Sebelum mengikat oksigen haemoglobin berada sebagai deoksi­haemoglobin, sedang saat mengikat oksigen haemoglobin berada sebagai oksihaemoglobin

Dalam deoksihaemoglobin ion Fe2+ berada dalam keadaan spin tinggi dengan 4 elektron yang tidak berpasangan pada sub kulit 3d.

Ketika oksigen mendekat ke ion Fe2+ untuk mendonorkan pasangan elektronnya, maka konfigurasi elektron ion Fe2+  menyesuaikan diri menjadi spin rendah dengan menyediakan 2 orbital kosong 3d sehingga jari-jari ion Fe2+ spin rendah lebih kecil daripada jari-jari ion Fe2+ spin tinggi.

Akibatnya volume ion Fe2+  menjadi kecil dan kemudian dapat masuk ke dalam ring phorphirin membentuk struktur oktahedral.  Dengan turunnya ion Fe2+  ke dalam ring phorphirin mengakibatkan rantai di atasnya tertarik ± 0,75 Å

Bagaimana ikatan peptida dalam asam amino atau protein tertentu terpotong-potong?

Perhatikan peran Zn dalam menjerat asam amino yang mengandung gugus phenil yang terpotong ikatan peptidanya sebagaimana orang menyembelih kambing atau sapi kaki-kakinya diikat dan lehernya disiapkan agar mudah dipotong.

Zn bernomor atom 30 termasuk golongan transisi dan kebanyakan kompleksnya berstruktur tetrahedral, inilah salah satu faktor bagi Zn yang dapat berperan dalam pemutusan ikatan peptida. Meskipun hanya dalam jumlah yang kecil, Zn ini sangat diperlukan bagi tubuh manusia. Bayangkan bagaimana jika menyembelih kambing atau sapi dengan tidak mengikat kakinya.

Demikian pula Zn dalam mengikat hystidin dan sistein membentuk kompleks tetrahedral

Dalam kompleksnya Zn2+ seringnya berstruktur tetrahedral, karena tetrahedral memang sifat dasar Zn2+ sebagaimana manusia juga mempunyai sifat dasar keluh kesah dan kikir sebagaimana tertulis dalam Al Qur’an surat 70 Al Ma’aaru 19

“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir”

Betapa hebatnya Allah SWT yang telah menciptakan alam beserta isinya lengkap dengan mekanisme yang sempurna.

96 Al ‘Alaq ayat 1

“Bacalah dengan  nama Tuhanmu Yang menciptakan”

Maksud ayat ini, manusia diperintah oleh Allah SWT untuk mempelajari ciptaan-ciptaan Allah yang ada.

Ciptaan-ciptaan tersebut ditunjukkan kepada manusia untuk dipelajari dan digunakan untuk kesejahteraan manusia, misalnya :

–          Burung sebagai inspirasi dalam pembuatan pesawat terbang

–          Ikan hiu sebagai inspirasi dalam pembuatan kapal selam

–          Burung hantu sebagai inspirasi dalam aplikasi infra merah

Beberapa senyawa alam seperti khlorophyl dan hemoglobin memberi­kan inspirasi bagi ilmuwan untuk mengembangkan ide-ide sintesis ligan dan kompleksnya

khlorophyl

Telah kita ketahui bahwa khlorophyl membantu tumbuhan mensistesis karbohidrat dari karbon dioksida dan air.  Di sini disertai terjadinya perubahan energi dari energi matahari menjadi energi kimia. Karbohidrat dibakar oleh tubuh menjadi energi panas yang kita gunakan untuk menjaga suhu tubuh tetap konstan dan juga untuk energi gerak.  Di alam ini selalu terjadi perubahan energi sesuai hukum kekekalan energi yang berbunyi :

“Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan tetapi hanya terjadi perubahan bentuk energi”

Inilah keterbataan manusia bahwa manusia tidak dapat menciptakan sesuatu dari yang belum ada menjadi ada.  Berbeda dengan Allah SWT, bila Allah menghendaki sesuatu jadi maka jadilah sebagaimana tersurat dalam Al Qur’an surat 6 Al An’aam ayat 73 :

“Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar. Dan benarlah perkataan-Nya di waktu Dia mengatakan: “Jadilah, lalu terjadilah”, dan di tangan-Nyalah segala kekuasaan di waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang ghaib dan yang nampak. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui”

Mengapa manusia di dunia ini tidak berfikir mengenai krisis energi matahari? Kapan energi matahari habis? Jika suatu saat energi matahari habis, tidak ada lagi peristiwa fotosintesis maka kiamatlah dunia ini.  Mengapa kita tidak yaqin bahwa kiamat ada?

Hadirin yang kami hormati, marilah kita lihat sintesis ligan khususnya makrosiklis.

Akhir-akhir ini ligan makrosiklis (ligan yang membentuk rantai tertutup, seperti halnya yang terjadi pada khlorophyl dan haemoglobin) banyak mendapat perhatian ilmuwan kimia koordinasi. Pada khlorophyl dan haemoglobin tampak adanya 4 atom nitrogen dalam lingkaran siklis.

Berdasar struktur khlorophyl dan haemoglobin maka Barefield dkk (1976) mensintesis 1,4,8,11-tetraazacyclo-tetradecane (cyclam) melalui templat

Hal yang menarik dalam sintesis ini adalah adalah siklisasi (pembentukan rantai tertutu) ligan melaui pembentukan kompleks.  Ligan dalam kompleks menjadi lebih kaku dibanding ligan bebas, hal ini menyebabkan gugus-gugus aktif ligan mudah disiklisasi oleh gugus-gugus aktif penyiklis.

Perhatikan pembentukan siklis pada sintesis 1,4,8,11-tetraazacyclo-tetradecane

Struktur 1,4,8,11-tetraazacyclotetradecane

Dari makrosiklis 1,4,8,11-tetraazacyclotetradecane dibuatlah turunan makrosiklis yang lain :

Boeyens J.C.A. et al. (1996)

1,5-dimethyl-8,11-bis(2-hydroxyethyl)tetraazacyclotetradecane

Sentot B Rahardjo, Kevin P. Waiwright (1997)

1-methyl -4,8,11-tris(2-hydroxyethyl)tetraazacyclotetradecane

Sentot B Rahardjo, Kevin P. Waiwright (1997)

1,4,8-trimethyl -11- (2-hydroxyethyl)tetraazacyclotetradecane

Sentot B Rahardjo, Kevin P. Waiwright (1997)

Hadirin yang saya hormati, marilah kita lihat sifat-sifat unik makrosiklis

Ukuran besar kecilnya makrosiklis tidak selalu sesuai dengan jari-jari ion logam yang menempatinya. Ukuran lingkar makrosiklis Crown ether I (siklis terdiri dari 14 atom) > Crown ether II, (siklis terdiri dari 12 atom) akan tetapi kemampuan Crown ether I mengekstraksi ion Li+ > kemampuan Crown ether II mengekstraksi ion ion Na+ meskipun jari-jari ion Li+ (90 Å) < ion Na+ (116 Å) .

Mengapa keadaan A lebih stabil daripada keadaan B? Tidak sebaliknya?

Demikian pula pembesaran ukuran ring dari 12 menjadi 14, cenderung mendestabilkan kompleks ion logam yang lebih besar dan meningkatkan kestabilan kompleks ion logam yang lebih kecil

Jari-jari ion (Å)   :  Pb2+(133)>Cd2+(109)Zn2+(88)>Ni2+(83)

Ukuran ring        :  L1 < L2

Thöm dan Hancock. (1877), Kodama dan Kimura, E. (1977), Hinz dan Margerum (1974), Thöm et. al. (1985)

Substitusi atom belerang (S) oleh atom oksigen (O) dapat mengurangi kestabilan kompleks Ag+ dan Pb2+ dengan ligan makrosiklis dibenzo

(Adam, K. R., et.al. (1994)

Kestabilan kompleks Pb2+

Kestabilan kompleks Pb2+

Penambahan tangan pada induk makrosiklis mengurangi kestabilan kompleks Ni2+

Cyclam : R = H

TAEC : R = CH2CH2NH2

THEC : R = CH2CH2OH

Hinz dan Margerum (1974), Thöm, et. al. (1985), Madeyski et. al. (1984), Tan et. al. (1993), Kodama dan Kimura (1977)

Kecepatan pembentukan kompleks dipengaruhi oleh jenis gugus yang diikatnya, adanya tangan-tangan yang mengikat gugus OH pada 1,4,8,11-tetraazacyclotetradecane mengakibatkan kecepatan pembentukan kompleks lebih cepat dari pada tangan dengan gugus NH2 atau tanpa tangan.

Kecepatan pembentukan komples 1,4,8,11-tetraazacyclotetradecane yang mengandung tangan hydroxyethyl lebih cepat daripada tidak mengandung tangan hydroxyethyl

Hadirin yang kami hormati, marilah kita lihat Kompleks Polynuclear

Pada umumnya kompleks hanya terdiri dari satu ion pusat dan beberapa atom donor dari ligan. Akan tetapi kini banyak kompleks yang tersusun lebih dari satu atom ion pusat (ion logam) yang biasa disebut kompleks polynuclear.

Penempatan ion logam pada makrosiklis juga tergantung gugus yang terdapat pada tangannya. Dapat membentuk Polynuclear dengan berbagai sistem jembatan

Eksperimen menunjukan bahwa yang terjadi adalah struktur B

Kompleks [Cu2(a3-L)Cl4].5H2O  merupakan kompleks yang terdiri dari dua atom pusat Cu dimana geometrinya cenderung ke arah square pyramid

Trivedi et al. (2009)

Kompleks [Hg2(phen)4](OTf)2 (phen = 1,10-phenanthroline), terdiri dari tiga atom pusat Cu(II) dengan geometri cenderung ke arah square pyramid

Malleier Richard (2008)

Struktur Kompleks Paladium dengan imidazolinium [SIBiphen]HBF4

Pada kompleks ini diantara ketiga ikatan Pd-I sekitar palladium, panjang ikatan Pd-I yang trans terhadap carbene lebih panjang daripada panjang ikatan Pd-I yang lain karena pengaruh N-heterocyclic carbene.

Hadirin yang kami hormati, perkembangan selanjutnya kompleks polynuclear dihubungkan oleh jembatan anion atau suatu molekul.

Kompleks [Cu2(pmedien)2(µ1,3-C4O4)(H2O)2](ClO4)2 terdiri dari dua atom pusat Cu(II). Masing-masing atom Cu (bulatan berwarna biru muda) berkoordinasi lima dengan bentuk geometri mendekati square pyramid.

Massoud (2008)

Kompleks trinuclear lithium (Li)

Atom Li3 terkoordinasi oleh 1 molekul air sedang Li4 ter­koordinasi oleh 2 molekul air, atom Li satu dengan atom Li yang lain dijembatani oleh atom oksigen.

Cu pada kompleks

[Cu2(µ-O2CH)(µOH)2(dpyam)2](ClO4).H2O bergeometri square pyramide terdistorsi dengan dijembatani oleh 2 gugus hidroksida dan gugus karboksil (dpyam = di-2-pyridylamine).

Youngme Sujittra (2008)

Pada Kompleks : μ-phenoxo-μ-acetato-bis(η2 acetato)dicobalt(II, II),  kobalt(II) terjembatani oleh satu asetat

Chunhui Huang, et al. (2008)

Kompleks [(2-PyC(SiMe3)2Mg(thf)Br2] dihubungkan oleh jembatan dibromida

Kompleks [(2-PyC(SiMe3)2Mg(thf))2(OEt)Cl].Et2O dihubungkan oleh jembatan etoksi dan kloro. Atom pusat magnesium (Mg) pada kompleks ini square pyramide yang terdistorsi.

Structure kompleks [OPO]Li2(DME)2

(H2[OPO] = bis-(3,5-di-tert-butyl-2-hydroxyphenyl)phenylphosphine)

DME = dimethoxyethan.

Molekul lithium siklobutana-1,1-dikarboksilat dan 3 molekul air.

Atom fosfor terkoordinasi hanya pada satu atom litium.

Kedua atom lithium dijembatani oleh  kedua atom oksigen O(5) dan O(6).  Geometri kompleks Li(1) berupa tetrahedral terdistorsi sedang Li(2) bergeometri segiempat piramida terdistorsi.

Struktur Kompleks [Zn6(µ4-O)2(L)4]

Shena Xiao-Qing et al (2008)

Dalam kompleks [Zn6(µ4-O)2(L)4] terdiri dari inti [Zn6(µ4-O)2] dan empat ligan (N,N’-bis(5-ethyl-1,3,4-thiadiazol-2-yl)-2,6-pyridine­dicarboxamide). Geometri kompleks ini terbagi menjadi dua tipe. Tipe pertama terdiri dari empat atom Zn (Zn1, Zn2, Zn5 dan Zn6) membentuk geometri square pyramid sedang tipe kedua atom Zn3 dan Zn4 membentuk geometri tetrahedral.

Kompleks dinuclear Co(II)-tris(2-pyridylmethyl)amine (TPA) dengan Jembatan terephthalato

Massoud (2008)

Pada umumnya makrosiklis terdiri dari C, H, N dan O, akan tetapi akhir-akhir ini logam seperti Sn dan Pd dapat  sebagai bagian dari makrosiklis,

Ma Chun-Lin et al (2008)

Ikatan hidrogen (ikatan antara atom yang sifat negatifnya besar dengan hidrogen) sering juga terjadi dalam kompleks

Hadirin yang saya hormati,

Masih banyak hal-hal unik dalam kimia koordinasi, akan tetapi karena keterbatasan waktu yang tersedia dan forum yang heterogen maka pidato pengukuhan ini saya cukupkan sekian. Dari beberapa contoh uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tidaklah mudah menjelaskan fakta atau hasil eksperimen kimia koordinasi dengan suatu teori yang sempurna. Teori yang menurut logika manusia sudah bagus masih juga ada kelemahannya.  Disinilah keterbatasan manusia yang selalu memiliki kelemahan, sebagaimana seorang pejabat jika mengeluarkan suatu surat keputusan pada bagian akhir selalu dituliskan “Apabila terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan diadakan perbaiakan”.  Berbeda dengan ketetapan Allah SWT dalam Al Qur’an, tidak pernah ada ralat karena memang telah sempurna.

Sebelum mengakhiri pidato pengukuhan ini, perkenankanlah saya mohon maaf sebesar-besarnya jika dalam pidato saya ini terdapat kata-kata saya yang kurang berkenan dihati Bapak/Ibu.  Dalam kesempatan ini pula saya banyak mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan jasanya, sehingga saya mendapatkan jabatan terhormat sebagai Guru Besar bidang Kimia Koordinasi di Jurusan Kimia FMIPA UNS.

Berbagai rintangan telah berhasil dilalui, ini bukan karena kemampuan saya akan tetapi karena kasih sayang Allah SWT terhadap hamba-Nya yang senantiasa hanya bergantung kepada-Nya dan tidak bergantung kepada makhluk-Nya. Hidup kita di dunia ini sebentar atau sementara saja, kehidupan sesungguhnya adalah besok di akhirat. Karena itu pada kesempatan ini saya menghimbau kepada diri saya sendiri dan para hadirin, marilah kita persiapkan diri kita untuk menghadapi kematian dunia dan mengawali kehidupan akhirat, hanya iman dan amal sholeh saja yang akan menemani kita di akhirat. Apa-apa yang menjadi kebanggaan kita di dunia sperti jabatan, kepandaian, kekuasaan, anak, istri dan harta benda semua akan kita tinggalkan. Semoga Allah menyuburkan kasih sayang diantara kita dan menjauhkan kita dari dengki dan berbuat jahat kepada orang lain. Pada akhirnya yang benar pasti menang, sedang yang salah pasti kalah.

Banyak pihak yang telah berjasa dalam mengantarkan saya menjadi guru besar ini, sehingga tidak mungkin kami sebutkan satu persatu.

1. Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia yang telah memberikan kepercayaan kepada saya dan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi yang telah meloloskan usulan Guru Besar bidang Kimia Koordinasi di Jurusan Kimia FMIPA UNS.
2. Rektor Universitas Sebelas Maret, yang juga sebagai Ketua Senat: Bapak Prof. Dr. H. Much. Syamsulhadi, dr., Sp.KJ(K), sekretaris senat Prof. Dr. Aris Sudiyanto, dr., Sp.KJ(K) dan segenap anggota senat yang telah mempromosikan dan mengusulkan serta memberikan kemudahan bagi saya untuk memangku jabatan sebagai Guru Besar.
3. Dekan Fakultas MIPA yang juga sebagai Ketua Senat Fakultas MIPA Prof. Drs. Sutarno, MSc., Ph.D, para pembantu Dekan, Ketua dan Sekretaris Jurusan beserta seluruh anggota Senat terutama Prof. Drs. Suranto, MSc., Ph.D yang telah mengusul­kan saya untuk memangku jabatan sebagai Guru Besar di Jurusan Kimia FMIPA UNS. Demikian juga para senior dan dosen saya di program Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS dan di Jurusan Kimia FMIPA UNS terutama Drs. Patiha, MS yang telah memotivasi dan mendukung saya mengusulkan diri untuk memangku jabatan Guru Besar. Terimakasih khusus juga kami sampaikan kepada sekretaris Jurusan Kimia FMIPA UNS, Soerya Dewi Marliana, MSi dan mantan sekretaris Jurusan Kimia Triana Kusumaningsih, MSi yang selalu membantu saya selaku ketua Jurusan dalam menyelesaikan permasalahan.
4. Teman-teman sejawat di Prodi Pendidikan Sains dan Prodi Biosains Fakultas Pascasarjana yang telah mempercayai saya untuk ikut mengelola para mahasiswa S2.
5. Guru-guru saya sejak di sekolah dasar hingga perguruan tinggi yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah mendidik saya dengan tulus. Para supervisor yang telah membimbing saya untuk menyelesaikan program doktor di Flinders University of South Australia, Dr. Kevin.Wainwright, Dr.R. Max Taylor dan Dr. Paul A. Duckwoorth yang telah banyak memberikan ilmu terutama di bidang penelitian kimia koordinasi.
6. Bapak saya almarhum (semoga diampuni dosa-dosanya dan diterima iman dan amal solehnya), ibu saya yang sudah lanjut usia (semoga selalu diberi hidayah oleh Allah SWT) yang telah membesarkan saya dengan penuh kasih sayang dan banyak pengorbanan. Bapak mertua saya almarhum (semoga arwahnya diterima oleh Allah SWT) dan ibu mertua saya Ibu Marsiyah yang selalu mencurahkan kasih sayangnya pada kami sekeluarga.
7. Istri saya tercinta Dra. Nur Hasanah yang telah mendampingi hidup saya selama 26 tahun dengan setia dan penuh kasih sayang dan juga rela melepaskan status pegawai negerinya untuk mendampingi saya menyelesaikan studi S3 di Australia.  Demikian pula kedua anak saya Rahmawati Budiasih, S .Ked dan Aditya Darmasurya yang saat itu masih kecil-kecil, penuh pengertian terhadap kesibukan bapaknya serta menantu saya Lettu dr. Achmad Nugroho yang juga selalu membantu dalam kerepotan.
8. Rekan-rekan wartawan media cetak maupun elektronik yang meliput acara yang membahagiakan ini, dan
9. Semua hadirin yang telah dengan sabar mengikuti pidato pengukuhan guru besar ini.

Hadirin yang saya hormati,

Akhirnya, sekali lagi saya ucapkan terimakasih atas perhatiannya dan mohon maaf atas segala kekurangan yang ada.  Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rakhmat dan hidayah-Nya kepada kita semua.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

DAFTAR PUSTAKA

Adam, K. R., Baldwin, D. S., Bashall, A., Lindoy, L. F., McPartlin, M. and Powell, H. R., 1994, J. Chem. Soc., Dalton Trans., 237.

Augustin M. Madalan, Ce´line Re´thore´, Narcis Avarvari, 2007, Copper (II) and cobalt (II) complexes of chiral tetrathiafulvalene-oxazoline (TTF-OX) and tetrathiafulvalenethiomethyl- oxazoline (TTF-SMe-OX) derivatives. Inorganica Chimica Acta, 360, 233-240.

Bartsch, R. A, Czech, B.P., Kang, S. I., Stewart, L. E., Walkowiak, Charewicz, W. A., Heo, G. S. And Son, B., J, 1985, Am. Chem. Soc., 107, 4997.

Boeyens, J.C.A., Leanne Cook, Paul A. Duckworth, Sentot B Rahardjo, M.R. Taylor, Kevin P. Wainwright, 1996, Structural requirements for rapid metal ion ingress into hydroxyethylated tetraaza macrocycles, Inorganica Chimica Acta, 246, 321 – 329.

Chunhui Huang, Gang Xu, Haibin Zhu, et. al., 2008, Synthesis, structure and magnetic property of  l-phenoxo-l-acetato-bis(g2 acetato)dicobalt(II, II) complexes.

Hancock, R.D., Shaikjee, M. S., Dobson, S. M. and Boeyens, J. C. A., 1988, Inorg. Chim. Acta, 154, 229.

Harjyoti Thakuria, Gopal Das, 2007,  CuO micro plates from a 3D metallo-organic framework (MOF) of a binary copper(II) complex of N,N-bis(2 hydroxyethyl)glycine, Journal  Polyhedron, 26, 149-153.

Hay, R. W., Pujari, M. P., Moodie, W. T., Craig, S., Richens, D. T., Perotti, A. and Ungaretti, L., 1987, J. Chem. Soc., Dalton Trans., 2605.

Hinz, F. P., and Margerum, D. W., 1974, Iorg.Chem., 13, 2941.

Kodama, M. and Kimura, 1977, J. Chem. Soc. Dalton Trans., 1473.

Kodama, M. and Kimura, E., 1977, J. Chem. Soc. Dalton Trans, 2269.

Madeyski, C.M., J.P. Michael and R. D. Hancock, 1984, “N,N’,N”,N”‘-Tetrakis(2 hydroxyethyl)cyclam, an N-Donor Macrocycle with Rapid Metalation Reaction, Inorg. Chem, 23, 1487-1489.

Manoj Trivedi, Daya Shankar Pandey, et. al., 2009, Binuclear copper and zinc complexes based on polypyridyl ligand 2,3,5,6-tetra(2-pyridyl)pyrazine (tppz): Synthesis, spectral and structural characterization, Inorganica Chimica Acta, 362, 284-290.

Philip C. Andrews, Markus Brym, Cameron Jones, et. al., 2006,   X-ray structural characterization of some sterically bulky    N-donor and N-alkyl Grignard reagents, Inorganica Chimica Acta, 359, 355-363.

Richard Malleier, Walter Schuh, Holger Kopacka, Klaus Wurst, Paul Peringer. 2008.  “[Hg2]2+ coordinated by eight nitrogen donor atoms: Synthesis and structure of [Hg2(phen)4](OTf)2, phen = 1,10-phenanthroline”, Inorganica Chimica Acta, 361, 195-198.

Salah S. Massoud, Kendra T. Broussard, Franz A. Mautner, Ramon Vicente, et. al., 2008, Squarato-metal(II) complexes. 1: Structural and magnetic characterization of squarato-bridged dinuclear nickel(II) and copper(II) complexes, Inorganica Chimica Acta, 361, 299-308.

Sentot B. Rahardjo, Kevin P. Wainwright, 1997, Hydroxyethylation and its effect on the rate of metal ion ingress inti macrocyclic ligans, Inorganica Chimica Acta, 255, 29 – 34.

Sujittra Youngme, Jaturong Phatchimkun, Nanthawat Wannarit, Narongsak Chaichit, Siwaporn Meejoo, et. al. 2008, New ferromagnetic dinuclear triply-bridged copper(II) compounds containing carboxylato bridges: Synthesis, X-ray structure and magnetic properties, Journal of Polyhedron, 27, 304-318.

Tan, L. H., Taylor, M. R., Wainwright, K. P. and Duckworth, P. A., 1993, J. Chem. Soc., Dalton Trans., 2921.

Thom, V.J.  and Hancock, R. D., 1985, J. Chem. Soc. Dalton Trans, 1877.

Thom, V. J., Hosken, G. D. and Hancock, R. D., 1985, Inorg. Chem., 24, 3374.

Xiao-Qing Shen, Hong-Chang Yao, Rui Yang, Zhong-Jun Li, Hong-Yun Zhang, et. al., 2008, Synthesis, structure and thermal properties of polynuclear complexes with a new multidentate ligand, N,N’-bis(5-ethyl-1,3,4-thiadiazol-2-yl)-2,6 pyridinedicarboxamide, Journal of Polyhedron, 27, 203-209.

Zhi Chen, Zhaofu Fei, Dongbin Zhao, et. al., 2007, Synthesis, characterization and X-ray crystal structures of lithium coordination polymer from cyclobutane-1,1-dicarboxylic acid, Inorganic Chemistry Communications,10, 77-79.

Zhi-Qiang Liu, Yan-Tuan Li, Zhi-Yong Wu, Yu-Lan Song, 2008, A two-dimensional copper(II) polymer with bridging l-trans-oxamidate and l2-picrate ligands: Synthesis, crystal structure and DNA binding studies, Inorganica Chimica Acta, 361, 226-232.

1 Comments

  • Mega Setiani
    Posted 26 May 2018 3:19 am 0Likes

    terima kasih informasinya

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.